Floressmart- Gelar Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di lingkungan SMPN 5 Kecamatan Langke Rembong Manggarai Nusa Tenggara Timur berlangsung meriah.
Dalam kegiatan itu dipamerkan berbagai produk prakarya, mulai dari bahan daur ulang seperti bunga, tempat kosmetik, tempat tisu, pot bunga, tempat sampah juga karya kerajinan lokal berbahan bambu.
Gelar karya P5 tersebut dimeriahkan pula dengan tari-tarian dan dramatisasi acara adat Cerep atau masuk minta.
Selain itu ada juga produk pangan lokal seperti sarabe, kolo (nasi bambu), tibu, rebok serta aneka minuman jus dari buah-buahan segar.
Mengawali sambutannya sekaligus membuka kegiatan tersebut, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Wensislaus Sedan menyinggung episode ke-7 dalam kurikulum merdeka belajar.
“Sebetulnya esensinya adalah mentransformasikan pendidikan untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul berlandaskan profil belajar Pancasila,” ucap Wensislaus.
Seraya memperkenalkan diri sebagai Fasilitator Guru Penggerak yang mendampingi langsung pembuatan dokumen Kurikulum Merdeka belajar di SMPN 5 Langke Rembong, Wensislaus Sedan mengapresiasi gelar Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di SMPN 5 Langke Rembong.
“Saya terharu melihat karya anak-anak kita, ada produk-produk olahan barang daur ulang, ada kuliner ada kreasi adat kearifan lokal. Sudah komplit temananya ya dan kita wajib mengapresiasi. Ini bukti profil Pelajar Pancasila berjalan baik,” seru Wensislaus sambil meminta aplaus para hadirin.
Genjot Persentase Penerapan Kurikulum Merdeka
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai tengah berupaya menaikkan persentase sekolah untuk menerapakan Kurikulum Merdeka pada tahun 2024.
“Sampai dengan saat ini sekolah di Kabupaten Manggarai kurang lebih sudah berangkat ke 70% sekolah yang akan melaksanakan namanya kurikulum merdeka. Karena di tahun pembelajaran 2023-2024 kita mewajibkan semua sekolah untuk melaksanakan yang namanya kurikulum merdeka itu,” ungkap Wensislaus.
Dia menjelaskan, program Pelajar Pancasila dalam Kurikulum Merdeka Belajar diluncurkan oleh pemerintah setelah melakukan serangkaian evaluasi dengan kesimpulan angkanya masih jauh di bawah KKM.
“Kalau diberi tanda itu masih tanda kuning merah gambaran ini merupakan akumulatif dari kinerja sekolah terhadap item-item yang dinilai oleh pemerintah,” tutur Sedan.
Menurut dia, kegiatan gelar karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan bukti profil Pelajar Pancasila sudah berjalan.
“Produk-produk yang anak-anak hasilkan yang kita lihat bersama di sebelah kanan kita semua itu lahir dari apa yang dibuat oleh para fasilitator di sekolah sehingga menghasilkan barang-barang itu semester berikut saya beri tantangan kepada kita semua tentu sekolah dengan orang tua peserta didik tidak hanya ngomong soal skill kerajinan tapi bagaimana gelar karya berikut produknya adalah produk akademik,harus ada alat pembelajaran yang mendukung percepatan pemahaman anak terhadap konsep tertentu,” pesan dia.
Profil Pelajar Pancasila, tekan Sedan lagi, tercapai bukan karena mimpi atau bukan untuk bermimpi. Lebih daripada itu sebutnya,dibutuhkan langkah besar yang dibuat oleh sekolah dan seluruh civitas dalam sekolah untuk mewujudkan sekolah yang unggul mewujudkan peserta didik yang unggul pula.
“Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang unggul komitmennya cuma satu mau bekerja,” tegasnya.
Di ujung sambutannya Wensislaus memberikan satu tantangan kepada para pendidik SMPN 5 Langke Rembong supaya pada semester berikut sekolah berani dengan karya akademik.
“Setuju ya teman-teman saya kasih tantangan untuk itu jadi di mana-mana saya ngomong teman-teman guru mulai dari bapak dan ibu kepala sekolah harus menjadi the main model itu maksudnya dia menjadi panutan utama ya supaya orang lain tergerak maka kita bergerak duluan. Harus dengan berbuat apa yang kita buat bisa menggugah orang orang lain dengan kepanutan,” pungkas Wensislaus. (js)