Manggarai- Bakal calon Bupati Manggarai Nusa Tenggara Timur Maksimus Ngkeros buka suara dipecatnya 249 tenaga kesehatan non ASN oleh Bupati Heribertus Nabit.
Keputusan Nabit memberhentikan ratusan pahlawan kesehatan itu aneh menurut Maksimus sebab kala negara tengah mengoptimalkan instrumen pelayanan kesehatan kepada masyarakat, pemimpin di daerah malah memberhentikan nakes tanpa alasan rasional selain narasi emosional tega memecat secara massal para nakes hanya karena mereka meminta naik gaji melalui lembaga DPRD.
Mantan Kepala Bappeda Manggarai Timur ini mengatakan, keputusan memecat ratusan nakes bertolak belakang dengan indeks kesehatan di Manggarai yang cukup mengkhawatirkan.
“Angka kematian ibu dan bayi kita tinggi. Angka kematian bayi ada 89 orang pada tahun 2023 bayi mati. Kita punya stunting masih 16 persen. Tingkat kesakitan kita tinggi di saat yang bersamaan 249 tenaga kesehatan itu diberhentikan. Bagaimana cara berpikir seperti ini,” sindir Maksimus saat memberi sambutan usai mendaftar sebagai bakal calon bupati di Sekretariat Partai Demokrat Kabupaten Manggarai, Senin 22 April 2024.
“Karena itu sekali lagi saya katakan di sini kalau pemerintah sekarang tidak mengembalikan mereka kepada posisinya tunggu saya 2025 saya jadi bupati 2025 siap mempekerjakan kembali 249 tenaga kesehatan akan ditempatkan kembali pada posisi-posisi yang semula,” tekan dia.
Menambah komentarnya, Maksimus yang pernah menduduki sejumlah jabatan tinggi di Kabupaten Manggarai Timur itu menekankan, pemerintah daerah harus bijak mengatur kebijakan spesifik termasuk pelayanan kesehatan mesti menggunakan paradigma bernegara dan undang-undang bukan memakai alasan argumentasi subjektif antara suka dan tidak suka.
“Kita tahu urusan pelayanan itu menjadi pelayanan wajib dasar yang harus diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat berkaitan dengan hak-hak dasar yang harus diperoleh oleh rakyat tapi sangat ironis pemerintah daerah memberhentikan mereka (249 nakes),” tekan dia.
Singgung perpecahan rezim
Dalam kesempatan itu, mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Manggarai ini menyinggung isu perpecahan kepemimpinan Bupati Nabit dan wakilnya Heribertus Ngabut yang dicurigai terjadi sejak lama dan dampaknya berpotensi merugikan kepentingan publik yang lebih luas.
Menuju tata kelola pemerintahan yang lebih baik, klaim Maksi, bukan hal sulit asalkan pemimpin yang dipercayakan yang sudah selesai dengan dirinya dan fokus mengurus rakyat.
“Bupati dan wakil bupati sejak dilantik tidak bergandengan tangan kalau sudah tidak bergandengan tangan maka bisa dipastikan mereka sedang berpikir tentang kepentingannya sendiri. Kira-kira apa yang sedang diributkan dua orang ini,” ucap Maksimus.
“Kalau mereka belum selesai dengan urusan pribadi kapan mereka urus rakyat. Karena itu kita tidak menginginkan pemimpin yang belum selesai dengan urusan pribadinya. Itulah alasan niat saya untuk maju Bupati Manggarai,” tutupnya. (js)