Rapor Numerasi Rendah, Manggarai Belajar GASING

Pengajaran metode GASING matematika kepada kelompok siswa SD (Sumber: Yohanes/Floressmart)

Manggarai- Matematika merupakan salah satu pelajaran yang berat dan membosankan di sekolah. Tapi oleh Prof. Yohanes Surya, matematika bukan lagi menjadi ‘horor’ tapi mapel yang enteng dan menyenangkan.

Ahli matematika dan fisika ini menciptakan metode matematika GASING, gampang, asyik, menyenangkan yang dikembangkan lebih dari 20 tahun.

Untuk Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur, metode GASING ini baru dikenalkan. Atas permintaan Pemkab Manggarai, Prof. Yohanes Surya menugaskan 7 trainer untuk mengajar 32 guru dan 64 siswa pada 25 Juni-10 Juli 2024.

Selama 15 hari tim dari Prof. Yohanes Surya Institut dan trainer hasil pengimbasan mengajarkan silabus pelatihan matematika dasar untuk kelas III sampai kelas VII ( 3 SD-1 SMP).

Pelatihan ini melibatkan 7 orang trainer, 4 orang tim sekretariat dari PT Gasing Institut Jakarta dan 2 orang pelatih lokal yang berasal dari Kabupaten Nagekeo dan Lembata.

Trainer GASING, Maria Stella Yosepina Galus menjelaskan, metode GASING memiliki keistimewaan tersendiri yakni gampang dimengerti, gampang dipelajari, gampang diajarkan, gampang direplikasi, suasana menyenangkan, asyik dan bahagia belajar.

“Keunikannya (GASING) anak yang takut matematika menjadi senang matematika. Sanggup mengubah anak-anak yang tidak percaya diri menjadi percaya diri selama dua minggu. Begitu juga guru yang galak, membosankan,menjadi guru matematika yang menyenangkan. Di sini mempunyai banyak lagu-lagu matematika untuk bertanya maupun bermain,” ujar Maria ditemui saat jeda pelatihan di SMPN 1 Langke Rembong, Selasa (25/6/2024).

Trainer kelahiran Kumba Ruteng Manggarai yang kini menjadi trainer utama pada GASING Academy Jakarta ini menjelaskan, metode GASING bertujuan melatih guru guna menguasai metode dan pedagogi 8C dalam mengajar.

Baca juga  Di Acara Buka Puasa Bersama Ketua MUI Ucapkan Selamat ke Pemkab Manggarai Raih WTP

Pedagogi 8C yang dimaksud yakni Character, Critical thinking, Creativity, Communication, Collaboration, Computational logic, Compassion, culture.

Sedangkan bagi siswa yang dilatih, terang Maria, dapat mengasah kemampuan berpikir kritis dan keterampilan majemuk (multiple intelligence).

Diterangkan Maria, tujuan pelatihan ini (GASING) adalah semata-mata untuk membuat anak bahagia dalam belajar oleh guru yang baik dengan metode yang tepat.

“Seperti moto Prof Yohanes Surya tidak ada anak yang bodoh yang ada hanyalah anak yang belum mendapat kesempatan belajar dari guru yang baik dan dengan metode yang tepat. Guru yang baik itu seperti apa, guru yang membawa suasana bahagia dalam belajar. Bagaimana caranya, caranya adalah kita masuk dulu ke dunia anak, kita tahu apa kebutuhan anak,” ujar perempuan yang biasa dipanggil Vony ini.

“C yang pertama yakni Communication, komunikasi. Anak-anak harus bisa berkomunikasi mengajarkan bersama temannya. Yang kedua Collaboration, kolaborasi. Anak-anak harus bekerja sama tidak menjadi anak yang antisosial. Kemudian Character, Karakter. Anak yang takut Matematika kami akan berusaha untuk mengubah dia sehingga dia menjadi lebih suka dengan matematika,” imbuh eks guru matematika di SMP Katolik Adisucipto Kupang ini.

Kemudian, lanjutnya, GASING skill berkaitan dengan Creativity, di mana anak harus kreatif tentunya melalui bimbingan guru.

“Kemudian computation logic anak yang harus berpikir bertingkat dari yang paling mudah sampai yang paling sulit kemudian ada culture, budaya kemudian ada compassion bagaimana belajar dengan hati mengajar dengan hati. Di sini kami ajarkan kepada guru bagaimana itu mengajar dengan hati sehingga pembelajaran akan lebih bahagia dan menyenangkan apalagi dengan metode yang gampang dan asyik,” ulas dia.

Baca juga  Realisasi Pangan Melebihi Target, Manggarai Dapat Penghargaan Pusat

Seperti dipantau, guru-guru juga dilatih menjalani uji cekatan melalui games bercampur goyang ragam seperti yang biasa dibawakan saat pesta.

Demikian pun para siswa yang terbagi di 5 kelas terlihat begitu ceria mengerjakan soal matematika yang diselingi dengan permainan matematika dan nyanyian.

Pelatihan berkesinambungan

Senior trainer Retty Handoyo menambahkan pelatihan metode GASING menargetkan tambahan 10 guru baru terbaik di daerah-daerah yang melaksanakan pelatihan.

“Nanti dipilih 10 guru terbaik dari sini (Manggarai). Sepuluh terbaik itu kami laporkan kepada Prof. Nanti yang dipilih 10 terbaik bukan cuma mengajar di Manggarai tapi bisa saja entah dikirim ke Manado, mau ke Buol mau ke Bali dan sebagainya karena memang pelatihan kami terus pak terus berkesinambungan jadi tidak putus,” kata Retty.

“Sudah terbukti pak. Bapak bisa lihat dari Mentawai ada dari Kabupaten Tebong ada dari Nagekeo ada dari Lembata ada sama yang pulang kampung ibu trainer utamanya sendiri ibu Vony begitu Pak. Ini berkesinambungan semoga pendidikan di Indonesia semakin meningkat khususnya Manggarai,” cetus Retty.

Dia menambahkan, 32 guru yang mendapat pelatihan GASING nantinya akan disebarkan ke sekolah-sekolah sasaran guna melakukan pengimbasan pandai berhitung metode GASING.

“Selain guru juga siswa yang dilatih akan melakukan pengimbasan kepada teman-teman sebaya di sekolahnya masing-masing,” tutup Retty Handoyo.

Game matematika diajarkan kepada 31 guru peserta pelatihan metode GASING (Sumber : Yohanes/Floressmart).Rapor numerasi rendah

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Manggarai, Wenslaus Sedang mengungkapkan, rapor numerasi SD dan SMP di Kabupaten Manggarai diberi kode kuning akibat jauh dibawah angka target nasional.

Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan memberi angka 49,05 rapor numerasi Kabupaten Manggarai tahun 2024 untuk jenjang SD. Pada jenjang SMP yakni 42,81, sedang target nasional 70.00.

Baca juga  Dewan Singgung Sinyal HP, Ini Jawaban Bupati Deno

“Orang Manggarai itu hebat-hebat kalau ngomong soal matematika mereka sepertinya tidak sulit tapi di dalam pikiran saya kenapa akhir-akhir ini kemampuan itu menghilang karena rapor pendidikan kita masih dalam kategori kuning 40-an. Itu kan berarti ada kesenjangan dalam pembelajaran,” ungkap Wenslaus.

Dia pun berharap, metode GASING pada waktu mendatang bisa mendongkrak secara signifikan kemampuan numerasi siswa dan dampaknya diharapkan agar diadopsi pada mata pelajaran lain selain matematika.

“Istilah saya sudah well being ya kan saya berharap itu diadopsi juga oleh mata pelajaran yang lain sehingga soal pembelajaran yang berpusat pada murid yang gampang asyik dan menyenangkan itu tidak cuman matematika kalau bisa semua muatan yang ada di dalam kurikulum itu juga dibawa dalam situasi GASING gampang asik dan menyenangkan sehingga mutu layanan pembelajaran yang kita harapkan dia tidak by part dia tidak cuman matematika tapi secara holistik menyeluruh untuk semua mata pelajaran,” tambah Sedan.

“Sehingga kesan pembelajaran untuk anak oleh teman-teman guru betul-betul menumbuhkan seperti yang saya bilang menumbuhkan kerinduan menumbuhkan kebetahan di dalam diri anak menumbuhkan rasa kesenangan menumbuhkan rasa keingintahuan anak menumbuhkan suatu pembiasan yang baik di dalam diri anda untuk terus dia mau mencari sesuatu yang baik untuk perkembangan baik diri perkembangan dirinya baik secara knowledge pengetahuan pun secara karakter,” tekan Wenslaus Sedan.

Disampaikan Wenslaus, peserta yang terpilih dalam pelatihan ini adalah anak-anak yang dianggap tertinggal dalam pelajaran matematikanya.

Sebagai informasi, dalam program pelatihan matematika metode GASING tingkat dasar akan dilanjutkan ke tahap selanjutnya sampai tingkat mahir. (js)

Beri rating artikel ini!
Tag: