Manggarai- Setelah berdinas selama 28 tahun sebagai prajurit TNI AD, Simon Petrus Kamlasi memilih banting stir terjun ke politik.
Pada Pilkada 2024, SPK alias Simon Petrus Kamlasi maju sebagai calon gubernur NTT berpasangan dengan Adrianus Garu.
Paslon nomor urut 3 yang diusung oleh partai NasDem, PKB, dan PKS yakin menang. Secara geopolitik Kamlasi-Garu berasal dari daerah dengan lumbung suara paling besar dalam DPT NTT. Keduanya viral dengan akronim “SIAGA”.
“Begitu saya dapat wakil orang Manggarai Pak Andre Saya yakin menang. Secara geopolitik kami unggul jauh. Bapak Ibu tentu paham maksud saya,” seru Simon Petrus Kamlasi saat berorasi di hadapan 800 tim pemenangan dan simpatisan SIAGA di Aula Efata Ruteng, Rabu 25 September 2024.
“Saya bukan politisi saya tentara tahu betul caranya supaya menang,” klaim Simon disambung dengan sorak-sorai para hadirin.
Pesan ayah tahun 1993
Kamlasi adalah seorang jenderal muda. Sejak 27 Mei 2024 ia menyandang Brigadir Jenderal dengan jabatan terakhirnya sebagai Staf Khusus Kasad.
Sejumlah jabatan strategis pernah ia emban di antaranya adalah sebagai Kepala Peralatan Kostrad periode 2021—2022.
Pria Kemudian ia dipercaya menjadi Kepala Staf Korem 161/Wira Sakti periode 2022—2024.
Pria kelahiran 14 April 1975 di Taubneno, Kota Soe, Timor Tengah Selatan, NTT merupakan anak dari pasangan Moses Kamlasi dan Janse Halena. Ia memiliki istri bernama Ester Meilany Siregar.
Kamlasi melewati masa sekolah SMP di tanah kelahirannya kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Taruna Nusantara Magelang tahun 1990. Di SMA Taruna itu Kamlasi selalu juara dari kelas 1 hingga ia tamat dan kabar luar biasanya ia diterima masuk Akademi Militer Magelang tahun 1993.
Meski sudah dinyatakan lulus tes masuk Akmil, Kamlasi ternyata diterima juga di 3 kampus. Di ITB, BPPT dan STT Telkom.
“Saya awalnya memang ingin kuliah di universitas favorit di Indonesia termasuk di luar negeri. Waktu itu saya juga diterima di 3 universitas yang saya incar ITB teknik industri, BPPT Pak Habibie dulu dan STT Telkom jurusan teknik elektro. Di penghujung menentukan pilihan Bapak saya bilang kamu pilih saja Akmil akademi militer kenapa biar kamu jadi gubernur. Itu tahun 1993. Karena gubernur terdahulu Pak Herman Musakabe, Pak Eltari, Pak Ben Mboi adalah tentara jenderal juga,”
Kemampuam akademik Simon Petrus selama menempuh pendidikan di Akmil cukup mencengangkan. Nilai ujian untuk mapel eksata-nya selalu teratas.
“Masuk di akademi militer saya masuk di jurusan sesuai dengan kemampuan saya. Fisika matematika dan kimia itu nilai saya 100. Jadi di Akmil itu bingung ini anak mau dikasih jurusan apa. Akhirnya saya disuruh ambil jurusan teknik mesin. Kuliah militernya di Akmil kuliah teknik mesinnya di UGM,” cerita Kamlasi.
“Saya juga lulusan terbaik. Korps peralatan yang saya pimpin juga juara 1 itu terjadi di Akmil. Menjadi taruna berprestasi sudah saya alami,” imbuhnya.
Bangga satu paviliun dengan SBY dan Prabowo di Akmil
Kamlasi mengaku berbangga sebagai seorang taruna cerdas. Ceritanya ada tradisi di Akmil bahwa hanya taruna berprestasi yang ditempatkan di paviliun khusus tertentu.
Diceritakan Kamlasi bahwa paviliun yang konon ditempati Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Prabowo Subianto juga ditempati seorang Simon Petrus Kamlasi.
“Tempat tidur saya saya di paviliun 5 itu di sebelahnya paviliun Pak Prabowo. Saya di pavilion 5A. Tempat tidurnya Pak Prabowo yang di sebelah saya. Terus di 5A itu tempat tidurnya Pak SBY. Sekarang tempat itu sudah jadi museum karena orang-orang hebat lahir dari ruangan itu. Saya sangat bangga satu paviliun saya dengan SBY pavilion 5A. Prestasi dulu baru bisa di situ,” ia mengisahkan.
Rancang kendaraan taktis TNI
SPK, sapaan akrab Simon Petrus Kamlasi juga menceritakan panjang lebar karya gemilangnya selama menjadi seorang prajurit TNI AD.
Saat berpangkat Mayor, Simon Petrus Kamlasi ditugaskan di bengkel peralatan angkatan darat yang memproduksi senjata kendaraan dan amunisi. Korps tersebut juga bertugas memelihara peralatan militer dan membagi-bagikannya ke seluruh angkatan darat.
“Saya ditugaskan ketika saya berpangkat mayor untuk membuat satu riset yang menggantikan mobil-mobil kita yang sudah tua. Para danki yang membawa Jeep hardtop yang tua-tua itu sudah punah jadi harus ada kendaraan baru yang cocok tapi buatan Indonesia. Itu saya yang mengkaji kendaraan taktis komandan kompi dan komandan batalyon,” ujar Kamlasi.
“Waktu itu saya kaji dan saya menamakan komodo. Bapak ibu biar tahu bahwa Gubernur ini harus ada isi. Saya yang buat kajian saya riset namanya komodo karena menurut saya di dunia ini komodo hanya ada di NTT dan merk itu akhirnya disetujui sampai hari ini. Boleh lihat di Google di situ ada tulisan Komodo Pindad,” ulas SPK.
Komodo Pindad merupakan kendaraan taktis (rantis) baja ringan anti peluru. Fitur desainnya dibuat mirip dengan keluarga Renault Sherpa Light Scout yang juga dipakai di Indonesia.
“Itu rancangan awalnya ada di pusat peralatan tempat saya berdinas nanti kalau anak-anak muda yang baru lulus dari BLK-BLK baru kita bawa dia lihat bagaimana karya-karya ilmu pengetahuan yang dibuat oleh anak NTT,” sambungnya.
Sekarang, kata SPK, Pindad memproduksi temuan Simon Petrus Kamlasi secara massal dan terus mengembangkan riset lanjutan.
Selanjutnya ketika dipercayakan memimpin Laboratorium Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Darat (Lab Dislitbang TNI AD) , Kolonel Simon Petrus Kamlasi mengembangkan sebuah prototipe kendaraan amfibi multiguna.
Tidak hanya untuk kegunaan militer, kendaraan amfibi ini juga nantinya didukung kemampuan fungsional sebagai kendaraan penanggulangan bencana banjir.
“Berikutnya ada peralatan amfibi yang bisa di laut bisa di darat itu saya yang buat bisa dilihat di YouTube amfibi Simon pasti ada,” terangnya.
Temuan SPK lainnya yakni membuat kendaraan tempur jarak dekat yang dipakai Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
“Itu kajiannya juga pada saya. Saya membuat bentuk pertamanya itu masih ada masih ada di laboratorium dan saya adalah kepala laboratorium penelitian TNI AD semua persiapan peralatan militer penelitiannya di tempat saya itu sudah saya alami,” papar Simon.
“Kalau ada yang ke Kupang datang ke batalyon armed di Naibonat di situ ada kendaraan yang menarik meriam. Teknologi yang ada di dalamnya hidrolik mesin-mesin penyalur tenaga sasis dan body plat anti peluru semua ada di kepala saya,” sebut Kamlasi dibalas tepuk sorak pendukungnya.
‘Jenderal Air’ dapat rekor MURI
Selain moncer dengan temuan di bidang peralatan militer, Brigjen Simon Petrus Kamlasi juga merintis pompa hidram di Indonesia.
Saat berpangkat Kolonel, Kamlasi juga menorehkan prestasi luar biasa. Berkat dukungan TNI AD dan kolaborasi dengan masyarakat ia berhasil mengembangkan Pompa Hidrolik Ram, (Hidram) yang revolusioner, mengatasi masalah kekeringan di seluruh pelosok negeri.
Prestasinya tidak hanya diakui oleh masyarakat. Karya spektakuler Kamlasi tercata di Rekor MURI. Pada 27 Januari 2015 ia menerima penghargaan MURI sebagai perancang pompa air terbanyak di dunia.
“Di samping teknologi militer ada hal yang saya terapkan untuk pelayanan kepada masyarakat. Itu saya memprakarsai membuat pompa hidram pompa tanpa bahan bakar dan listrik yang kita pakai secara massal untuk masyarakat. Di Indonesia sudah hampir 3000 di NTT sudah 400-an titik di Manggarai pun ada beberapa. Dan saya mendapat rekor MURI sebagai pemrakarsa pompa air terbanyak di dunia,” beber Kamlasi.
Suskses mengatasi masalah air untuk perkebunan pertanian di NTT dengan memasifkan pompa hidram, SPK juga sudah merancang inovasi mengatasi persoalan air minum untuk masyarakat.
“Saya akan melakukan penyuntikan air ke pipa-pipa utama dari sumur-sumur masyarakat supaya semua pipa tidak ada yang kosong harus selalu ada air. Yang punya air itu dapat setengah harga karena dia menyumbang air. Ketika dia dapat maka dia pasti akan menjaga sumur ini supaya tidak rusak. Air mengalir sampai jauh sampai ke laut pun tetap ada di dalam pipa tidak ada yang namanya bayar angin,” terang Kamlasi.
“Dan itu saya berlakukan di seluruh kota di NTT. Ruteng ini kota tua yang bersejarah taman-taman kotanya harus ada air mancur 24 jam caranya teknologi mata air disambungkan ke PLN supaya PLN tidak rugi pulsanya diisi oleh matahari meterannya disebut meteran eksim ekspor impor,” ungkap Kamlasi.
Melanjutkan karya Ben Mboi
Dalam kesempatan itu SPK juga menyampaikan tekadnya melanjutkan karya mendiang Ben Mboi yang populer dengan program Nusa Makmur dan Nusa Hijau semasa memimpin NTT 1978-1988.
Aloysius Benediktus Mboi adalah gubernur berlatar belakang militer pangkat terakhir Brigjen TNI.
Di mata Kamlasi, Ben Mboi merupakan tokoh panutan berkarakter pemimpin yang kuat.
Untuk tahu saja, Ben Mboi dikenal karena tiga program yang dikenang masyarakat NTT sampai saat ini yakni Operasi Nusa Makmur (ONM), Operasi Nusa Hijau (ONH), dan Operasi Nusa Sehat (ONS).
“Hari ini bapak ibu saudara-saudari sekalian Ben Mboi baru akan lahir dari TTS. Leadership yang hebat yang sudah ditunjukkan oleh Opa Ben Mboi. Masih ingat semua operasi bisa hijau operasi Nusa Makmur.Tapi ada tambahan dari jenderal air saya tambah dengan airnya. Kalau Pak Ben Mboi dulu menanam pohon sebanyak-banyaknya menghasilkan air artinya beliau menanam air sekarang bagian saya yang mengirim air ke masyarakat,” cetusnya.
Kamlasi rela melepas karir militer yang lagi naik daun. Sesuai hitungannya jika masih bertahan di militer ia amat berpelung meraih 3 bintang di pundaknya dalam 11 tahun ke depan.
Tapi tekad Kamlasi sudah bulat, ia dan cawagub Adrianus Garu ingin mengabdi untuk 6 juaan warga yang tersebar di 22 Kabupaten/Kota di NTT.
“Saya jenderal muda yang baru pensiun. Usia dinas saya masih 11 tahun lagi saya hitung saya bisa pensiun jenderal bintang tiga. Tapi untuk apa toh kalau pensiun juga orang hanya lihat tanda bintang di foto. Tapi saya ingin dikenang oleh jutaan penduduk NTT sebagai seorang gubernur yang banyak berbuat baik untuk kesejahteraan masyarakat NTT,” kata Kamlasi lagi.
“Saya meninggalkan karier militer saya di usia 49 tahun dengan pangkat terakhir Brigjen. Tapi menghadirkan banyak jenderal ketika nanti saya terpilih menjadi gubernur juga jadi mimpi saya. Saya amat menginginkan kapolres, dandim di NTT sebaiknya harus putra-putri asli NTT supaya dikasih beban lebih kerja pakai hati karena dia tidur bangun di kampungnya,” pesan dia.
Jejak bakti SPK di militer selama ini terus dikembangkan oleh TNI Angkatan Darat. Pompa hidram rintisan SPK dipatenkan menjadi program berkelanjutan di lingkungan TNI AD
Pompa hidram dikembangkan di seluruh tanah air menyatu dalam program TNI AD Manunggal Air.
Di penghujung kariernya, SPK juga mendapatkan Leadership Management Award dari ASEAN Magazine. (js)