Mengukur Kemantapan Jalan Periode Deno-Madur dan Rezim H2N, DPRD : Sekarang Buruk!

Bupati Heribertus Nabit-Heribertus Ngabut (Ist)

Manggarai- Anggota DPRD Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur, Edison Rihi Mone sumir mengomentari kemantapan jalan kabupaten selama kepemimpinan H2N (sebutan untuk Bupati Heribertus Nabit dan Wakil Bupati Heribertus Ngabut)

“Sekarang buruk,” ketus Edison dihubungi Jumat 27 September 2024.

Penilaian Edison Rihi semacam itu merujuk Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) di sidang Paripurna DPRD.

Edison Rihi Mone menilai kemantapan jalan rezim Bupati Nabit bahkan lebih buruk jika dibandingkan dengan kemantapan jalan masa pemerintahan Deno Kamelus-Victor Madur (2016-2021).

Legislator asal Kecamatan Satar Mese itu menilai LKPJ bupati untuk RPJMD 2016-2021 lebih bergeliat jika dibandingkan dengan progres tiga tahun kepemimpinan Heribertus Nabit.

Baca juga  Bupati Heri Nabit Persilakan Parpol Koalisi Cabut Dukungan Politik, Edison : Oposisi Sudah Kita

“ Deno-Madur malah lebih bergeliat. Angka kemantapan jalan masa Deno-Madur tahun 2016 sebesar 65,03 persen, tahun 2017 : 65,70 persen, 2018 itu 67,13 persen, 2019 : 67,73. Tahun 2020 yang tertinggi 85,33 persen dan 2021 sebesar 79,37 persen. Panjang jalan kabupaten masa Deno-Madur dari 1484.29 kilo tahun 2016 menjadi 1461,997 kilo meter tahun 2021,” urai Edison ketika dihubungi Jumat 27 September 2024.

“Kemudian pada masa kepemimpinan Heri Nabit tahun 2022 mereka star dengan panjang jalan kabupaten tersisa 1548.924 dengan kemantapan jalan 848.807 kilometer atau 54,80 persen. Kemudian pada tahun 2023 naik tipis 56,63 persen dengan panjang jalan kabupaten 1532.575 dengan kemantapan jalan 866.365 kilo meter,” papar Edison.

Baca juga  Bupati Manggarai Kalah PTUN, Para ASN Nonjob Dikembalikan pada Jabatan Setara

Selain angka kemantapan jalan yang jomplang antara kedua rezim, Edison juga menilai beban peningkatan jalan di era kepempinan Deno-Madur lebih besar jika dibandingkan dengan rezim H2N.

“Mari kita lihat untuk lapen tahun 2016 sepanjang 84,38 kilometer, 2017 : 55,33 kilo, 2018 : 54,62. Tahun 2019 untuk lapen ya 62,42 kilo. Terus 2020 sedikit mungkin akibat covid hanya 27,2 kilo meter dan 2021 masih di RPMJ Deno-Madur 29,29 kilometer. Total lapen yang dikerjakan dalam RPJMD Deno-Madur 313,24 kilo meter,” beber Edison.

“Tapi di masa Bupati Nabit lapen yang dikerjakan tahun pertama yakni tahun 2022 itu hanya 15,68 kilo dan 2023 sebesar 34,73 kilo. Jadi dua tahun hanya bangun 50,41 kilo. Padahal jalan rusak yang harus diperbaiki masih tersisa 500 kilometer jalan kabupaten yang rusak berat berat. Jadi untuk angka kemantapan jalan dan peningkatan jalan Nabit rapor merah ,” simpulnya.

Baca juga  Bupati Nabit Tak Bisa Aktifkan 26 Pejabat Nonjob dalam 14 Hari

Menyindir alasan covid

Politisi Partai Hanura itu juga menepis alasan Bupati Nabit yang ketika dicap gagal selalu memakai alasan pandemi Covid-19.

Menurutnya APBN mulai anjlok tahun 2019 atau setahun jelang pilkada di mana terjadi refocusing anggaran besar-besaran. Sedangkan kata Edison, keuangan negara mulai membaik pada tahun kedua kepemimpinan Nabit.

“APBD kita terpukulnya tahun 2019 dan 2020. Berlanjut tahun 2021 dan 2022 berangsur membaik tahun 2023 ditandai pemerintah pusat mengumumkan Indonesia berpindah dari pendemi menjadi endemi. Tapi bupati dan corongnya selalu memakai alasan covid ketika mayoritas rakyat menilai dia gagal,” tutup Edison. (js)

Tag: