Close Menu
FloressmartFloressmart
  • Home
  • Berita
  • Politik
  • Hukum
  • Kriminal
  • Ekosos
  • Kolom
  • Senggang
  • Desa
  • Sastra
Facebook X (Twitter) Instagram
Facebook RSS
FloressmartFloressmart
  • Home
  • Berita
  • Politik
  • Hukum
  • Kriminal
  • Ekosos
  • Kolom
  • Senggang
  • Desa
  • Sastra
FloressmartFloressmart
Beranda » Politik » Penutupan Bandara di Timur Tengah: Dampak Konflik Israel-Iran Melumpuhkan Wilayah Udara Regional

Penutupan Bandara di Timur Tengah: Dampak Konflik Israel-Iran Melumpuhkan Wilayah Udara Regional

0
By Maya Salsabila on Juni 17, 2025 Politik

Ketegangan antara Iran dan Israel telah mengubah wajah Timur Tengah dalam hitungan hari. Tak hanya menelan korban jiwa dan mengguncang infrastruktur penting, tetapi juga mengacaukan lalu lintas udara di seluruh wilayah, meninggalkan puluhan ribu orang terdampar tanpa kepastian. Di balik langit yang dipenuhi drone dan rudal, kisah manusia yang terjebak di tengah konflik mulai menyeruak ke permukaan.

Konflik Memuncak: Langit Timur Tengah Ditutup

Setelah serangan udara Israel menghantam dekat hotel tempatnya menginap di provinsi Qom, Iran, Aimal Hussein, seorang pengusaha asal Afghanistan berusia 55 tahun, segera mencari jalan keluar. Namun, harapannya pupus ketika seluruh ruang udara Iran ditutup total.

Hussein melarikan diri ke Teheran, tetapi tak ada taksi yang bersedia membawanya menuju perbatasan. “Penerbangan, pasar, semuanya tutup. Saya tinggal di ruang bawah tanah sebuah hotel kecil,” ujarnya kepada Associated Press. “Saya mencoba naik taksi menuju perbatasan, tapi tak ada yang mau mengantar.”

Serangan besar Israel pada Jumat lalu menargetkan ibu kota Teheran dan wilayah lainnya, menewaskan pejabat militer senior, ilmuwan nuklir, serta menghancurkan infrastruktur penting. Di antara targetnya terdapat fasilitas pengayaan nuklir yang terletak sekitar 30 kilometer dari Qom. Iran membalas dengan meluncurkan ratusan drone dan rudal.

Serangkaian serangan ini menandai babak baru dalam sejarah hubungan yang penuh ketegangan antara kedua musuh lama tersebut. Banyak warga di kawasan itu kini hidup dalam ketakutan, menyaksikan langit malam mereka dipenuhi kilatan serangan dari kedua pihak.

Bandara Tutup, Penumpang Terlantar

Konflik ini memaksa sejumlah negara di Timur Tengah menutup ruang udara mereka. Puluhan bandara menghentikan semua penerbangan atau mengurangi operasionalnya secara drastis, menyebabkan puluhan ribu penumpang terdampar dan tidak bisa pulang atau melarikan diri dari zona konflik.

“Efek domino dari situasi ini sangat besar,” kata John Cox, seorang pilot pensiunan dan pakar keselamatan penerbangan. “Penumpang, kru, dan pesawat tidak berada di tempat yang seharusnya. Kekacauan ini memiliki dampak ekonomi yang besar.”

Zvika Berg, seorang penumpang pesawat El Al dari New York ke Israel, menerima pesan tak terduga dari pilot saat pesawat hendak mendarat: “Maaf, kami diarahkan ke Larnaca.” Kini ia menunggu di hotel di Cyprus, berkomunikasi dengan istrinya di Yerusalem.

Bandara Internasional Ben Gurion di Israel kini ditutup “hingga pemberitahuan lebih lanjut”, menyebabkan lebih dari 50.000 warga Israel terdampar di luar negeri. Pesawat dari tiga maskapai utama Israel pun dialihkan ke Larnaca.

Warga Tak Berdaya di Tengah Ledakan

Di Tel Aviv, Mahala Finkleman terjebak di hotel setelah penerbangan Air Canada-nya dibatalkan. Ia berusaha menenangkan keluarganya di kampung halaman sambil berlindung di bunker bawah tanah hotel dari gelombang serangan udara Iran.

“Kami mendengar ledakan keras. Kadang-kadang bangunan bergetar,” ujarnya. “Yang lebih menakutkan adalah melihat di TV apa yang terjadi di atas kepala kami saat kami bersembunyi di bawah tanah.”

Kantor Perdana Menteri Israel memperingatkan warga untuk tidak melintasi tiga perbatasan dengan Yordania dan Mesir, meskipun negara-negara itu memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Pemerintah menyebut wilayah tersebut sebagai “tingkat ancaman tinggi” bagi warga Israel.

Bandara Iran Lumpuh, Mahasiswa Asing Terjebak

Pada Jumat, Iran menangguhkan semua penerbangan dari dan ke Bandara Internasional Khomeini di pinggiran Teheran. Sementara itu, Israel mengklaim telah membombardir Bandara Mehrabad, yang digunakan untuk penerbangan domestik dan militer Iran.

Arsalan Ahmed, mahasiswa asal India di Iran, termasuk di antara ribuan pelajar asing yang terperangkap. Ia dan teman-temannya di Teheran memilih tetap tinggal di asrama, dihantui ketakutan akan serangan yang bisa datang kapan saja.

“Ledakan yang terdengar sangat mengerikan,” ujarnya. Meski beberapa universitas memindahkan mahasiswa ke wilayah yang lebih aman, pemerintah India belum mengumumkan rencana evakuasi.

Bandara di Irak, Suriah, dan Lebanon Terdampak Parah

Meski ruang udara Lebanon dan Yordania masih sebagian terbuka, situasi di bandara sangat kacau. Banyak penumpang terjebak di dalam dan luar negeri, sementara penerbangan tertunda atau dibatalkan. Beberapa bandara bahkan tutup total pada malam hari saat serangan memuncak.

Suriah, yang baru saja memulihkan bandara dan hubungan diplomatiknya, kembali terpukul oleh konflik ini. Negara tetangganya, Irak, menutup seluruh bandara karena kedekatannya dengan Iran. Israel diduga menggunakan wilayah udara Irak untuk meluncurkan serangannya, sementara drone dan rudal Iran yang melintas ditembak jatuh di atas Irak.

Irak kini menjalin kesepakatan dengan Turki agar warga Irak yang berada di luar negeri bisa pulang melalui perbatasan darat, meski biaya perjalanan menjadi tantangan besar.

Pelarian Berisiko Lewat Darat

Beberapa warga Irak yang terjebak di Iran memilih meninggalkan negara itu melalui jalur darat. Yahia al-Suraifi, mahasiswa di kota Tabriz, Iran barat laut, menyaksikan bandara dan kilang minyak di kotanya dibombardir Israel akhir pekan lalu.

Bersama puluhan mahasiswa lain, ia mengumpulkan uang untuk membayar sopir taksi yang bersedia mengantar mereka sejauh 320 kilometer ke perbatasan Irak di malam hari, di bawah langit yang dipenuhi drone dan ledakan.

“Langit malam terlihat seperti pertunjukan kembang api,” katanya. “Saya sangat ketakutan.”

Setibanya di Irbil, Irak utara, ia masih harus menempuh 710 kilometer lagi untuk sampai ke kampung halamannya di Nasiriyah, Irak selatan.

Kenangan Pahit Perang yang Tak Pernah Usai

Kembali di Teheran, Aimal Hussein mengaku peristiwa ini membangkitkan trauma masa lalunya. “Ini kali kedua saya terjebak dalam perang seperti ini,” katanya. “Dulu di Kabul, sekarang di Iran.”

Di tengah udara yang dipenuhi kecemasan dan langit yang tak lagi aman, kisah-kisah seperti milik Hussein menjadi pengingat bahwa di balik geopolitik dan strategi militer, ada manusia yang berjuang untuk pulang — atau sekadar bertahan hidup.

Follow on Google News
Share. WhatsApp Facebook Twitter Telegram Copy Link
Avatar photo
Maya Salsabila

Maya Salsabila adalah seorang jurnalis di Indonesia. Ia meliput berita sosial dan budaya dengan sudut pandang yang kritis dan gaya penulisan yang penuh empati.

Related Posts

Israel Dihujani Rudal Iran: Panic Buying Melanda, Supermarket di Tel Aviv Habis Diserbu!

Juni 17, 2025
Leave A Reply Cancel Reply

Our Picks
Stay In Touch
  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • Instagram
  • YouTube
  • Vimeo
Don't Miss

Gempar! pria di jaksel kepergok intip tetangga mandi, sudah sering rekam video korban

Berita Juni 20, 2025

Kasus mengejutkan terjadi di Jakarta Selatan. Seorang pria tertangkap basah oleh warga saat mengintip tetangganya…

Tragis! Remaja Pontianak Jadi Korban Cemburu Buta, Dipermalukan dan Videonya Disebar

Juni 19, 2025

Pria Sumut Bawa Kabur Remaja Kenalan Facebook ke Riau, Polisi Ungkap Kronologi Mengejutkan

Juni 19, 2025

Sirene Mencekam Menggema di Israel: Rudal Iran Guncang Tel Aviv, Puluhan Korban Berjatuhan!

Juni 18, 2025
Facebook
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
  • Contact
  • Pedoman Media Siber
© 2025 floressmart.com

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.