Bupati Deno “Ceramahi” Marsel Ahang Soal Simantri

Bupati Manggarai, Deno Kamelus ( photo : floressmart )

Floressmart- Bupati Manggarai Deno Kamelus menanggapi keraguan anggota dewan Marsel Ahang berkaitan dengan program pengembangan hortikultura berbasis simantri. Marsel sesumbar program yang digalakkan sejak tahun 2017 ini gagal sehingga tidak perlu dianggarkan lagi pada tahun 2020.

Di dalam sidang paripurna, Kamis 14 Agustus 2019 Bupati Deno Kamelus memaparkan bahwa anggaran untuk  sistem manajemen pertanian terintegrasi merupakan implementasi RPJM Pemkab Manggarai 2016-2021.

“Tentang simantri saya kira sudah dijelaskan bahwa apapun yang kita anggarkan apapun yang kita kerjakan sampai dengan tahun 2021 itu adalah merupakan implementasi rencana-rencana kerja kita yang sudah ditetapkan dalam RPJMD jadi basis kita di sana. Kemudian dengan dasar RPJMD itulah kemudian kita menyusun program dan kegiatan setiap tahun termasuk tahun 2020,” kata Deno Kamelus dalam paripurna atas KUA-PPAS APBD 2020.

Dijelaskan, pengembangan hortikultura ini bukan hanya sekedar meningkatkan pendapatan petani tetapi sebenarnya ini satu bentuk respon positif dari kabupaten Manggarai dalam rangka pengembangan pariwisata.

Baca juga  Bahas Musrenbangcam 2021, Bupati Deno : Kemiskinan di Manggarai Turun Hampir 4 Persen

“Dan saya kira ini juga yang dilihat oleh gubernur provinsi Nusa Tenggara Timur dimana diharapkan di setiap kabupaten di Nusa Tenggara Timur ada respon positif dalam bentuk program dan kegiatan dan itu dalam rangka untuk mendukung program pengembangan pariwisata sebagai prime mover pembangunan di Nusa Tenggara Timur khususnya di Kabupaten Manggarai,” paparnya.

Dia menambahkan, simantri didorong untuk mengubah cara bertani.

“Saya kira kita jujur bahwa selama ini kalau mau ditanya orang manggarai supaya kita bisa punya uang cukup supaya kita bisa kaya tanya petani pasti mereka menjawab tanam jagung tanam padi  pelihara kerbau, sapi, babi, kambing dan saya kira itu tidak salah karena memang sejarah membuktikan bahwa perekonomian petani-petani kita sumbernya dari sana,” tuturnya.

Baca juga  Berkantor di Desa, Bupati Deno Janjikan Listrik PLN Bagi Warga Enam Desa di Reok Barat

“Kemudian disamping cengkeh kopi kemudian ubi jagung padi sawah pelihara kerbau sapi sapi kambing itu tetap kita lakukan tetapi kita juga dorong supaya diversifikasi. Tambah lagi satu yang kita sebut dengan tanaman hortikultura,” tambahnya.

Kemudian diurai Deno bahwa sisi lain simantri adalah tentang manajemen pemerintahan yang terintegrasi.

“Dan saya kira sekarang hampir semua program yaitu selalu terpadu. Kemarin kita bersama-sama dengan tim dari sekretariat negara khususnya sekretariat wakil presidenitu kemudian mengimplementasikan satu bentuk kerjasama yang disebut konvergensi program dalam rangka untuk penanganan stunting. Hampir semua program pemerintah sekarang ini kita coba untuk menambah pendekatan terintegrasi tidak bisa kita bikin parsial- parsial,” ulas Deno.

Bupati Deno Kamelus juga menanggapi Marsel Ahang yang bertanya bagaimana mengukur kesuksesan program simantri.

Menurut Deno, pihaknya  telah menyampaikan ke publik besaran  sudahomset yang dihasilkan dari program ini.

“Berapa banyak sekarang petani yang selama ini hanya tanam padi saja sekarang kemudian dia tambah tanam sayur tanam tomat tanam melon tanam semangka bisa dihitung peningkatan-peningkatan”

Baca juga  Penyerahan Tanah Depo Pertamina Reo Telah Memenuhi Syarat Hibah

“Diujung ini semua nanti bisa dihitung perbandingan antara investasi kita dan omzet. Khusus mengenai investasi ini saya tekankankasih mereka ternak kasih mereka kandang kasih bantuan green house kasih mereka kendaraan ini sebenarnya investasi- investasi yang masuk kategori penanganan jangka menengah atau panjang karena dia tidak harus pakai. Tapi kemudian yang jangka pendeknya ada pupuk ada bibit ada obat-obatan ada mulsak itu adalah jangka pendek, kita bisa buat kok,” ujarnya menambahkan.

Berdasarkan data  dinas pertanian sampai dengan bulan Mei tahun 2019 total omzet hortikultura mencapai Rp19 miliar.

“Dari mana dapatnya itu, dari data-data yang dikirim oleh PPL hasil investigasi dan hasil catatan- catatan yang dibuat oleh para PPL hari demi hari panen demi panen,” pungkasnya. (js)

Tag: