Disebut Mencemarkan Lingkungan, Bupati Deno Sidak Lokasi Ternak Ayam Petelur di Mena

Bupati Deno Kamelus meninjau lokasi ternak ayam petelur milik CV Tri Mitra Bahagia di Mena Ruteng, Rabu 6 Februari 2019. (Photo ; floressmart).

Floressmart—Lokasi peternakan ayam petelur  milik CV Tri Mitra Bahagia di Mena, Kelurahan Compang Tuke, Kecamatan Langke Rembong menimbulkan bau busuk. Selain aroma tak sedap, warga sekitar juga mengeluhkan lalat yang mengerubungi rumah mereka.

Merespon keluhan warga melalui pemberitaan sejumlah media hari-hari belakangan ini, Bupati Manggarai Deno Kamelus Rabu, 6 Februari 2019 melakukan inspeksi mendadak (sidak) di tempat usaha milik Baba Yudi  tersebut untuk mengecek kondisi kandang sekaligus mencermati  ancamaman pencemaran lingkungan terhadap masyarakat sekitar.

Dari pantauan,  kondisi kandang ayam memang jorok. Cirit ayam yang dibiarkan menumpuk di permukaan kandang tampak seperti lumpur basah dan berbau busuk serta dupenuhi lalat.

Sayangnya, Bupati Deno tidak bertemu langsung dengan pemiliki usaha bernama Yulius Yudi. Ia hanya diterima Surip, penanggung jawab kandang. Surip mengaku, pihaknya rutin melakukan penyemprotan semenjak usaha ternak ayam petelur ini beroperasi dari tahun 2014. Ia berkilah tingginya curah hujan selama ini penyebab naiknya kadar kelembaban pada kotoran ayam sehingga menimbulkan bau menyengat dan dipenuhi lalat.

“Ini karena populasi ayam bertambah dan tingginya kelembaban. Padahal sudah diantisipasi dengan penyemprotan tapi tidak mempan. Ini yang buat kami kewalahan pak,” kata Surip.

Surip menerangkan, jumlah ayam di kandang tersebut kini mencapai 7.000 ekor dengan rincian 6.000 ekor yang masih produktif dan 1.000 ekor yang tidak produktif lagi. Surip sendiri tidak menjelaskan berapa produksi telur yang dihasil setiap harinya.

Sementara itu Bupati Deno Kamelus memerintahkan pemilik usaha ayam petelur ini agar mengurus kotoran ayam dengan baik. Jika tidak diindahkan maka pemerintah kata Bupati Deno akan mengambil tindakan tegas.

“Kita akan kontrol terus usaha ini. Ternyata masih ada upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah. Saya rasa itu yang lebih penting. Tapi kalau makin parah jalan satu-satunya ya pindahkan lokasi kandang ke lokasi yang jauh dari pemukiman warga,” katanya.

Disampaikan Deno, pemerintah pada prinsipnya memberi apresiasi pada pihak-pihak yang ingin berinvestasi di Manggarai. Namun investasi itu katanya mesti memperhatikan juga kepentingan pihak-pihak lainnya.

“Prinsip saya, investasi boleh jalan, tetapi aspek-aspek lain jangan diabaikan,” ujarnya.

Dari kandang ayam, Bupati Deno mengecek ancaman pencemaran lingkungan di rumah milik Alfons Dabur yang berada tak jauh dari lokasi kandang. Bupati Deno kaget begitu menyaksikan begitu banyak lalat mengerubungi meja makan keluarga Alfons.

Alfonsius Dabur ke Bupati Deno mengakuwas-was akan penyakit yang mengintai keluarganya akibat lalat yang mengerubungi rumahnya. Disampaikan Alfons, ia dan warga lainnya bahkan telah berkali-kali menghadap pengelola kandang untuk mengeluhkan kondisi yang mereka alami namun keluhan mereka tak pernah digubris.

“Mohon disikapi Pak Bupati, sejak hadirnya aktivitas peternakan ayam petelur milik Baba Yudi, kami merasa terganggu sekali karena banyak lalat masuk ke dalam rumah kami,” ujar Alfons. (js)